Selasa, 22 November 2016

Review Kelas #46 - Build Your Own Startup

Akber Jember #46
Akber Jember #46




Read More

Jumat, 11 November 2016

Review Kelas #45 - Viral Content Writing


Akber Jember #45
Read More

Kamis, 10 November 2016

Kelas Akber Jember #45 - Viral Content Writing

Kelas Akber Jember #45 - Viral Content Writing

Bagaimana caranya agar tulisan, caption foto atau video yang kita posting di akun social media disukai banyak orang? Di era internet sekarang ini, content is a king. Kamu butuh tahu cara menulis konten viral yang bisa kamu gunakan untuk menaikkan traffic blog atau supaya follower instagram/twitter/ dsb bertambah.

Nah, bagaimana cara membuat sebuah viral content yang menarik banyak orang? Kelas Akber Jember kali ini akan membahasnya secara detail dalam tema: Viral Content Writing w/ Primadita Rahma (@primaditarahma), editor zettamedia.id.

"Viral Content Writing"
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Nopember 2016
Tempat : Warung Ta Cafe (WTC), jl. Tidar Karangrejo
Pukul : 15.00 - selesai
Daftar : bit.ly/akberjbr45 / mention ke twitter @akberjember / sms 081230487447 (Udin)
Kelas Akber Jember terbuka untuk umum dan gratis. Jangan lupa bawa laptop ya
Berbagi Bikin Happy
Read More

Selasa, 27 September 2016

Review Kelas #44 - Business Model Canvas #2




File BMC Kosongan : Download (googledrive)
Read More

Review Kelas #44 - Business Model Canvas #1








Read More

Open Recruitmen Volunteer Akber Jember


Jadilah bagian dari perubahan besar untuk Jember yang lebih baik. Open recruitment volunteer Akber Jember telah dibuka sampai tanggal 30 September 2016. Berminat untuk gabung? daftar online : bit.ly/akberjember

Read More

Senin, 22 Agustus 2016

Kelas Akber Jember #44 - Business Model Canvas


Business Model Canvas merupakan model bisnis yang terdiri dari 9 blok area aktivitas bisnis yang dapat membantu kita dalam mengevaluasi rencana bisnis atau bisnis yang sedang dijalankan. Pemanfaatan Business Model Canvas ini dapat membuat kita melihat bisnis dari gambaran yang besar namun tetap lengkap dan mendetail mengenai elemen-elemen yang terkait dengan bisnis yang akan kita jalankan atau yang sedang dijalankan. 

Akademi Berbagi Jember mengadakan kelas ke-44 dengan tema "Business Model Canvas" bersama Helmi Zamrudiansyah (CEO Sokelat Jember) dan Angger Prasetyo (CEO outjourney.com). Kelas Akber Jember #44 ini akan membahas mengenai dasar bisnis pengantar ke Business Model Canvas dan pengaplikasian Business Model Canvas. 

Kelas Akademi Berbagi Jember ke-44 "Business Model Canvas" : 
Rabu, 24 Agustus 2016 
Pukul: 19.00 WIB 
Tempat: My Sister Cafe & Resto (Jl. Kalimantan No. 59) 
Daftar Gratis: 0812 3048 7447 / bit.ly/akberjbr44
Read More

Rabu, 15 Juni 2016

Review Kelas #43 - Fashion Styling

Kelas #43 Akber Jember - Fashion Styling - Dhimas Ghulam A. - Canteen
Topik Akademi Berbagi Jember untuk kelas ke 43 adalah Fashion Styling – How to Fit You in Style. Kelas #FashionStyling43 dilaksanakan pada Sabtu, 21 Mei 2016 di Canteen. Guru yang hadir di kelas #FashionStyling43 adalah Dhimas Ghulam Ahmad. Beliau adalah designer muda Jember yang sedang naik daun di dunia fashion nasional. 

Dalam #FashionStyling43 Dhimas menjelaskan jika kita harus mengenali diri sendiri untuk bisa menentukan gaya yang cocok untuk diri kita masing-masing. Hal yang paling utama adalah kita nyaman memakai pakaian yang kita pilih dan kita merasa percaya diri. Selain itu, pakaian yang digunakan harus disesuaikan dengan tempat atau tema kegiatan yang akan kita datangi. 

Beberapa tips yang disampaikan oleh Guru kita antara lain untuk yang memiliki kulit sawo matang, dihindari menggunakan warna cerah seperti hijau, kuning, dan merah muda. Bagi yang memiliki badan kurus agar terlihat lebih ideal bentuk tubuhnya bisa menggunakan pakaian dengan motif garis-garis horizontal, jangan yang vertical karena akan mengakibatkan bagian tubuh menjadi lebih panjang. Motif segitiga keatas juga bagus untuk orang kurus agar tidak terlihat terlalu kurus sedangkan Motif segitiga kebawah juga bagus untuk orang gemuk agar tidak terlihat terlalu lebar.

Mengikuti trend pakaian masa kini bukanlah sebuah hal yang harus menjadi keharusan, harus diperhatikan juga tempat, tema, usia, dan kenyamanan. Gaya berpakaian tidka hanya tentang tren, tetapi tentang orang yang memakai pakaian tersebut. Pada akhirnya, gaya berpakaian disesuaikan dengan diri kita masing-masing, kita harus tetap menjadi diri sendiri.

Penulis: Alvin Rizki Ramadhani
Read More

Rabu, 18 Mei 2016

Materi Kelas #42 - Online Shop Marketing

Kelas #42 - Online Shop Marketing


Read More

Review Kelas #41 - Manajemen Warung Kopi

Belajar Berbisnis dari Kafe Kolong

Foto Kelas #41 - Manajemen Warung Kopi

Sabtu sore lalu (5/3), Akademi Berbagi Jember mengadakan kelas ke-41 yang bertajuk “Manajemen Warung Kopi”. Tema ini begitu menarik bagi saya dan rekan-rekan lain yang memiliki minat untuk membuka usaha warung kopi, atau di kalangan anak muda akrab disebut kafe. Agenda Akber kali ini semakin menarik karena pemilihan lokasi yang unik, yaitu di Kafe Kolong, sebuah kafe yang terletak di bawah jembatan Jarwo atau jembatan Botol, di Jalan Mastrip. Konon katanya jembatan ini dulunya dibangun dengan sumbangan botol-botol dari warga Jember, sehingga dijuluki Jembatan Botol.

Kafe Kolong sudah mulai beroperasi sejak kurang lebih tiga tahun yang lalu. Ide kafe ini muncul dari owner nya, yang akrab disapa Mas Kampret, ketika sedang berjalan-jalan mencari lokasi yang tepat untuk usaha barunya. Mas Johanes Riyanto alias Mas Kampret bertekad untuk membuka wirausaha sendiri setelah resign dari pekerjaan lamanya di Sidoarjo. Ketika melihat lokasi di bawah jembatan itulah tiba-tiba muncul ide untuk membuat bisnis baru di bawah kolong jembatan. Ide ini bukan hanya brilian karena kafe ini akan menjadi satu-satunya kafe yang berlokasi di bantaran sungai, tapi juga karena lokasinya yang bukan milik perseorangan alias milik pemerintah dan tak ada orang lain yang meliriknya, maka biaya sewanya menjadi sangat murah. Pemikiran yang out of the box ini membuat kafe ini menjadi populer tak hanya di Jember, namun sampai keluar Jember. Bahkan, dinas pariwisata Jember telah memasukkan kafe kolong dalam video promosi pariwisata Jember. Artinya, Kafe ini akan menjadi jujukan bagi para pelancong dari luar Jember. Dan memang betul, setiap malam Minggu pasti kafe ini penuh. Tak hanya anak muda yang berminat mampir atau nongkrong di kafe ini, keluarga yang membawa anak kecil juga terlihat menikmati kafe yang sederhana namun menarik ini.

Jika dilihat dari menunya, makanan dan minuman yang ditawarkan kafe kolong tak jauh beda dengan kafe-kafe pada umumnya. Berbagai jenis kopi dan jus serta makanan ringan ala kafe menjadi menu andalannya. Namun, yang membuat tempat ini tetap menarik bagi kaum muda adalah karena harganya yang sangat terjangkau. Untuk menikmati secangkir kopi tubruk, seorang pembeli hanya perlu merogoh kocek sebesar 3000 rupiah saja. Berbeda dengan kafe yang ada di mall, kafe ini tak membebankan pajak dalam pembelian produknya, sehingga harganya benar-benar murah.

Seorang peserta kelas sempat bertanya mengapa di kafe kolong tidak tersedia wi-fi, layaknya kafe-kafe yang lain, tentu hal ini akan semakin menarik bagi anak muda yang selalu lekat dengan gadget nya. Sebenarnya bukan tidak ada keinginan untuk memasang wi-fi, namun selain akan menambah biaya operasional, juga diharapkan kafe ini bisa menjadi tempat bersosialisasi para pengunjungnya tanpa harus menjadi autis. Fenomena yang sering kita jumpai saat ini adalah anak muda berkumpul, namun tak terjadi interaksi karena mereka semua sibuk dengan gadget masing-masing. Maka, harapannya, tak ada wi-fi, pengunjung yang datang benar-benar dapat menikmati suasana kafe dan bercengkrama dengan teman-temannya.

Satu hal lagi yang bagi saya menarik dari kafe Kolong ini adalah hospitality yang ditawarkan oleh pemiliknya maupun karyawannya. Mas Johanes Riyanto adalah sosok yang low profile, beliau tidak segan untuk menyapa setiap pengunjung kafenya. Gayanya pun bukan layaknya bos, sama saja seperti karyawan yang lain. Mas Kampret pun mengatakan bahwa hampir semua pengunjung kafenya ini pasti beliau kenal karena biasanya mereka akan kembali lagi. Mas kampret juga menerima masukan atau kritikan dengan senang hati. Bahkan beliau selalu mencari tahu jika ada makanan atau minuman yang kembali ke dapur dalam kondisi masih utuh, mengapa sang pembeli enggan untuk menghabiskannya. Beliau akan mencicipi rasanya, apakah ada yang kurang pas, bahkan jika dirasanya tak ada masalah dengan rasanya, beliau tak segan untuk mencari tahu dari pembelinya langsung. Saya rasa itu adalah suatu bentuk tanggung jawab purna jual dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan. Kedekatan pemilik kafe maupun para karyawan dengan pelanggannya inilah yang juga sulit ditiru oleh kafe lain. Di tempat lain, kafe hanya berfungsi sebagai tempat jual beli. Setelah transaksi, maka tak ada lagi hubungan yang terjalin antara penjual dan pembeli. Maka tak heran jika pengunjung kafe kolong ingin berkunjung kembali ke tempat ini karena tercipta hubungan layaknya teman antara penjual dan pembeli.

Ketika ditanya, berapa modal awal untuk pendirian kafe ini, Mas Kampret mengaku tidak tahu pastinya karena pada saat itu beliau hanya mengumpulkan sisa-sisa modal yang masih dimilikinya setelah mengurungkan niatnya untuk membuka sebuah usaha warung makan di Sidoarjo. Beliau juga mengaku mengeluarkan biaya sedikit demi sedikit untuk pengembangan kafenya. Dari perubahan yang sedikit demi sedikit itu ternyata juga menjadi sisi menarik bagi pelanggan karena pelanggan pun merasakan perubahan-perubahan secara berkesinambungan di kafe kolong. Hal itu membuat pelanggan merasa ikut memiliki kafe dan tentunya membuat mereka penasaran akan inovasi selanjutnya dari kafe langganannya tersebut. Mas kampret juga menyatakan bahwa sebuah usaha yang “sudah jadi” atau mapan namun tidak ada perkembangan, jika dalam grafik seperti garis lurus saja, maka itu berarti usaha tersebut tidak berkembang. Hal ini berbahaya bagi sebuah usaha karena biasanya setelah itu grafiknya akan turun atau bisnis akan bangkrut perlahan-lahan karena tidak ada pengembangan.

Saat ditanya apa rahasia untuk memulai bisnis kafe dari nol, maka Mas Kampret memberi wejangan, yang terpenting adalah melangkah terlebih dahulu. Jangan terlalu lama dipikirkan, karena itu tidak akan menjadi kenyataan tanpa langkah yang nyata. Tak perlu dipikir melangkah darimana, layaknya orang berjalan, tak perlu dipikir kaki kanan atau kaki kiri dulu. Lakukan saja mana yang paling mudah dan bisa untuk dilakukan. Tak harus punya modal besar, jika belum punya meja kursi, gelas, bisa mencari pinjaman dulu di tahap awal pembukaan usaha.

Karena waktu sudah magrib, maka diskusi sore itu segera diakhiri dengan foto bersama peserta kelas dan Mas Kampret. Diskusi sore itu membuat saya percaya bahwa keajaiban word of mouth tetaplah menjadi senjata yang ampuh bagi sebuah usaha. Tak perlu pasang iklan, tak perlu pasang plang penunjuk jalan, tak perlu repot-repot mencari pelanggan, kini kafe kolong sudah populer berkat netizen yang membicarakannya di dunia maya. Puaskan pelanggan Anda, maka merekalah yang akan menjadi agen marketing Anda selanjutnya. 

Penulis : Syefi Nuraeni F.
Read More

Rabu, 11 Mei 2016

Kelas Akber Jember #43 - Fashion Styling


Yuk belajar tentang dunia Fashion Styling. Di sini kita bakalan belajar bareng tentang bagaimana menentukan konsep busana dan penampilan berdasarkan karakter seseorang dan sekaligus tentunya saling berbagi pengalaman.

"Fashion Styling" with Dhimas Ghulam A.
Sabtu 21 Mei 2016
pkl 15.00 wib di Canteen (instagram: @canteen.indonesia)
(Area dalam kampus 1 IKIP PGRI Jember)
Jl. Jawa No. 10, Jember.

Daftar gratis di bit.ly/akberjbr43 / 0812 3048 7447 (UdinGanteng).
Kuota terbatas.
Read More